Semen merupakan material yang paling banyak digunakan dalam dunia konstruksi dan infrastruktur. Tidak heran menurut data tahun 2023 produksi semen global mencapai 4.4 miliar ton. Besarnya volume produksi semen global setiap tahunnya berdampak terhadap bumi kita.
Menurut lembaga penelitian Chatham House, industri semen menyumbang sekitar 8% dari total emisi karbon dioksida (CO2) global dan hal ini berujung pada kontribusinya terhadap perubahan iklim dunia.
Proses Produksi Semen dan Emisi Karbon
Untuk memahami bagaimana produksi semen bisa menghasilkan emisi CO2 yang tinggi, penting untuk memahami proses produksinya. Semen dibuat melalui proses pemanasan bahan baku seperti batu kapur, tanah liat, dan pasir silika dalam kiln pada suhu sangat tinggi, sekitar 1450°C. Proses ini menghasilkan clinker, yang kemudian digiling menjadi bubuk halus untuk menghasilkan semen. Selama proses pemanasan ini, dua sumber utama emisi CO2 terjadi:
- Kalsinasi Batu Kapur. Batu kapur (kalsium karbonat) terurai menjadi kalsium oksida dan CO2. Proses kimia ini sendiri menyumbang sekitar 60% dari total emisi karbon dioksida dalam produksi semen.
- Pembakaran Bahan Bakar Fosil. Untuk mencapai suhu tinggi dalam kiln, biasanya digunakan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, atau gas alam, yang menghasilkan CO2 sebagai produk sampingan pembakaran. Proses ini menyumbang sekitar 40% dari emisi CO2.
Upaya Mengurangi Jejak Karbon
Dengan meningkatnya kesadaran akan dampak lingkungan dari produksi semen, berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi jejak karbon industri ini. Berikut adalah beberapa strategi utama yang sedang dikembangkan dan diterapkan:
Penggunaan Bahan Bakar Alternatif: Salah satu pendekatan untuk mengurangi emisi karbon adalah menggantikan bahan bakar fosil dengan bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan. Ini termasuk biomassa, limbah padat kota, dan limbah industri. Bahan bakar ini tidak hanya mengurangi emisi CO2 tetapi juga membantu dalam pengelolaan limbah.
Pengembangan Semen Rendah Karbon: Inovasi dalam formulasi semen juga menjadi fokus utama. Semen Portland biasa digantikan dengan bahan pengganti seperti abu terbang (fly ash), slag (terak) dari industri baja, dan pozzolan alam. Bahan-bahan ini tidak hanya mengurangi penggunaan klinker tetapi juga mengurangi emisi CO2 yang dihasilkan.
Teknologi Penangkapan dan Penyimpanan Karbon (CCS): Teknologi CCS adalah salah satu solusi yang menjanjikan untuk menangkap CO2 yang dihasilkan selama proses produksi semen dan menyimpannya di bawah tanah atau menggunakannya untuk aplikasi lain. Meskipun teknologi ini masih dalam tahap pengembangan dan belum diterapkan secara luas, potensinya sangat besar dalam mengurangi emisi karbon.
Peningkatan Efisiensi Energi: Mengoptimalkan proses produksi untuk meningkatkan efisiensi energi juga merupakan cara efektif untuk mengurangi emisi CO2. Ini termasuk penggunaan peralatan yang lebih efisien, optimalisasi proses kiln, dan pemulihan panas limbah.
Inisiatif Penggunaan Material Daur Ulang: Beton yang sudah tidak digunakan dapat didaur ulang dan digunakan kembali sebagai agregat untuk produksi beton baru. Ini tidak hanya mengurangi kebutuhan akan bahan baku baru tetapi juga mengurangi emisi yang terkait dengan produksi dan pengangkutan bahan baku.
Industri semen berada pada titik kritis dalam hal tanggung jawab lingkungan. Dengan terus berinovasi dan beradaptasi terhadap teknologi baru serta praktik yang lebih berkelanjutan, dengan ini kami berkontribusi menciptakan material yang lebih ramah lingkungan dengan harapan emisi karbon global dapat berkurang secara signifikan di masa depan.
Semoga dengan langkah-langkah tersebut, kita dapat mencapai keseimbangan antara kebutuhan akan bahan bangunan yang kuat dan tahan lama serta keharusan menjaga planet kita untuk generasi mendatang.
Untuk mengetahu informasi produk-produk dari Coretex Chemical Solutions, Anda dapat mengunjungi halaman produk atau menghubungi customer service kami di nomor +𝟲𝟮𝟴 𝟭𝟯 𝟭𝟰𝟲𝟱 𝟭𝟲𝟮𝟱.